Blogger Widgets

Selasa, 16 Desember 2014

PERBANDINGAN
 NASIHAT, KONSELING, DAN PSIKOTERAPI
Makalah
 Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
 Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling



oleh
1.      Afridatuz Zahro          (1301413052)
2.      Dwi Astuti                  (1301413077)
3.      Muh Zuhrul Anam      (1301413087)



  
                 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada zaman yang semakin berkembang ini, sering menghadapkan individu kepada persoalan-persoalan rumit dan sukar untuk dipecahkan. Seorang individu dalam proses perkembangannya akan melewati tahap-tahap baik itu dari ukuran fisik atau non-fisik. Masa melewati tahap-tahap ini terkadang menjadi sebuah problem untuk sebagian individu. Oleh karenanya mereka membutuhkan bantuan agar dapat lebih memahami dan memecahkan problem tersebut. Maka muncul sebuah solusi berupa pemberian nasihat, konseling dan apabila suatu problem tersebut sudah dianggap abnormal atau seorang individu dalam keabnormalan maka perlu adanya psikoterapi yang kemudian akan sedikit memberikan bantuan berupa pemberian informasi-informasi kepada individu yang mengalami problem-problem tersebut.
Pada solusi-solusi tersebut sering terjadi kesalahpahaman dalam memahaminya, misalnya bisa diambil salah satu masalah, konseling merupakan suatu hubungan yang bersifat membantu, yaitu interaksi antara konselor dan konseli yang merupakan suatu kondisi yang membuat konseli terbantu dalam mencapai perubahan yang lebih baik.  Bila dicermati, pada hakekatnya konseling itu bersifat psikologis. Namun dalam proses atau impelementasinya terdapat kesalahan atau kerancauan dalam memahami antara konseling dan psikoterapi (psikologi). Baik itu dalam proses maupun pendekatan Tidak hanya itu, konseling dan nasihatpun juga sering kali disama artikan. Oleh karena itu kita akan lebih membahas mengenai perbandingan antara konseling,nasihat dan psikoterapi.




B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksut dengan nasihat, konseling dan psikoterapi?
2.      Bagaimana perbandingan antara nasihat, konseling, dan psikoterapi?

C.    Tujuan penulisan
Dari rumusan masalah diatas,maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui pengertian dari nasihat, konseling, dan psikoterapi
2.      Mengetahui perbandingan antara nasihat, konseling, dan psikoterapi






















BAB II
PEMBAHASAN
2.1              Nasehat
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia Nasehat berarti ajaran atau pelajaran baik; anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik. Nasihat merupakan suatu didikan dan peringatan yang diberikan berdasarkan kebenaran dengan maksud untuk menegur dan membangun seseorang dengan tujuan  yang baik. Nasehat selalu bersifat  mendidik.
Namun didalam realitanya sebuah nasehat sering bersif atrelatif, bergantung standar yang digunakan oleh penasehat. Nasehat harus berdasarkan kebenaran,   tetapi standar kebenaran menurut setiap orang tidaklah sama.  Kebenaran menurut seorang kriminil, berbeda dengan kebenaran menurut pejabat. Kebenaran menurut seorang debtcollector berbeda dengan kebenaran menurut kaum agamis. Kebenaran menurut pendusta berbeda dengan kebenaran menurut kaum idealis. Kebenaran menurut seorang dukun/occultis berbeda dengan kebenaran menurut hambaTuhan. Pertimbangan tentang sifat relatifitas dari sebuah nasehat akan menuntun kita untuk mempertimbangkan nilai dari nasehat.
beberapa parameter yang penting berkaitan dengan nilai dari sebuah nasihat :
1.    Standar yang digunakan oleh orang-orang yang memberikan nasehat.         Standar kebenaran yang dimiliki oleh orang yang memberikan nasehat dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a)      Standar Kebenaran Umum
Artinya kebenaran ini dapat diterima oleh hampir sebagian besar masyarakat. Standar ini bersifat universal.
b)      StandarKebenaranKhusus
Artinya kebenaran ini dapat diterima oleh orang-orang dalam golongan atau kelompok tertentu saja. Contoh : sebagai orang Islam percaya dan berpedoman pada Al-Qur’an


2.    Integritas dari pribadi yang memberikan nasehat                                
Hal ini berkaitan dengan Integritas dari orang yang memberikan nasihat.
Banyak orang yang memberikan nasehat tanpa memiliki integritas pribadi yang baik. Contoh : Orang tua yang berkeluh kesah tentang nilai disekolah dari anaknya tidak berkembang, lalu dia memberikan berbagai macam hikmat dan nasehat kepada si anak, namun setelah diselidiki ternyata setiap jam belajar si orang tua dan si anak ternyata bersama-sama nonton sinetron.
3.    Kompetensi dari pribadi yang memberikan nasehat
   Kompetensi dari seseorang memberikan gambaran tentang keahlian yang dimiliki oleh orang tersebut.
Merupakan hal yang tidak wajar apabila seorang ahli pembuat roti memberikan nasehat kepada seorang pakar matematika tentang bagaimana cara menurunkan teori-teori matematika. Hal ini sama tidak wajarnya bila seorang dukun memberikan nasehat kepada para ahli fisika tentang riset terbaru dibidang fisika. Nasehat harus diberikan oleh orang yang berkompeten dibidangnya, apabila nasehat tersebut bukan merupakan kompetensinya, seharusnya nasihat tidak perlu untuk diberikan.
2.2                 Konseling
Seperti yang telah kita pelajari dulu mengenai konseling yang mana definisi dari konseling yakni hubungan antara konselor yang sudah ahli dalam bidangnya dan konseli secara profesional untuk memberikan bantuan kepada klien (konseli) secara langsung (tatap muka) dengan mewawancarai klien yang sedang mengalami gangguan masalah hidup, agar klien dapat hidup lebih baik dan berkualitas.
2.2.1              Definisi konseling menurut para ahli
a.       Carl Roger : konseling merupakan hubungan terapi denagan klien yang bertujuan untuk melakukan perubahan self  (diri) pada pihak klien.
b.      Cormier : Cormier lebih memberikan penekanan pada fungsi pihak-pihak yang terlibat. Cormier menegaskan bahwa konselor adalah tenaga terlatih yang berkemauan untuk membantu klien
c.       Pietrofesa : konseling adalah proses melibatkan seseorang profesional berusaha membantu orang lain dalam mencapai pemahaman dirinya (self-understanding), membuat keputusan dan pemecahan masalah.
Dari definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan proses pemberian bantuan (non material) yang diberikan oleh seorang yang profesional kepada orang lain dalam mencapai pemahamanya, membuat keputusan, dan pemecahan masalah. Diman proses konseling dilakukan secara sitematis dan berkesinambungan dengan memperhatikan unsur normatif dan pedagogis.
2.2.2        Ciri-ciri Pokok Konseling:
1.    Konseling menuntut dilaksanakannya oleh seorang konselor yang professional, kompeten dalam menangani konflik-konflik, kecemasan-kecemasanatau masalah yang berkaitan dengan keputusan-keputusan pribadi, sosial, karier dan pendidikan serta cirri-ciri pribadi yang akan memungkinkannya memahani proses-proses psikologi dan dinamika perilaku pada diri klien dan konselor, maupun hubungan antar keduanya.
2.    Konseling melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dengan jalan mengadakan komunikasi langsung maupun tidak langsung mengemukakan dan memperhatikan dengan seksama isi pembicaraan, gerakan-gerakan isyarat, pandangan mata dan gerakan-gerakan lain dengan maksud meningkatkan pemahaman kedua belah pihak yang terlibat dalam interaksi itu.
3.    Model interaksi dalam konseling tidak terbatas dalam dimensi  verbal saja tetapi juga telah dikembangkan model interaksi konseling non verbal.
4.    Interaksi antar konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relative lama dan terarah pada pencapaian tujuan.
5.    Tujuan dari proses konseling adalah terjadinya perubahan pada tingkah laku klien.
6.    Konseling merupakan proses yang dinamis.
7.    Konseling didasari atas penerimaan konselor secara wajar tentang diri klien.
2.3           Psikoterapi
2.3.1     Pengertian Psikoterapi
Pada awalnya kata “psikoterapi” berasal dari dua kata, yaitu “psiko” dan “terapi”. Psiko artinya kejiwaan atau mental dan “terapi” adalah penyembuhan atau usaha. Jadi dapat dikatakan bahwa psikoterapi dapat disebut Penyembuhan jiwa atau Penyembuhan (usaha) mental. Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara klien dan terapis yang menggunakan prinsip-psinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan klien supaya membantu klien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu.
2.3.2     Ciri-ciri Psikoterapi
Ciri-ciri dari defenisi mengenai psikoterapi ini, seperti penjelasan dibawah ini  a. Interaksi Sistematis
Psikoterapi adalah suatu proses yang menggunakan suata interaksi antara klien dan terapis. Kata sistematis di sisni berarti terapis menyusun interaksi-interaksi dengan suatu rencana dan tujuan khusus yang menggambarkan segi pandang teoritis terapis.
b. Prinsip-prinsip Psikologis
Psikoterapis menggunakan prinsip-prinsip penelitian dan teori-teori psikologis serta menyusun interaksi teraupetik.
c. Tingkah Laku, Pikiran dan Perasaan
Psikoterapi memusatkan perhatian untuk membantu pasien mengadakan perubahan-perubahan behaviral, kognitif dan emosional. Serta membantunya supaya menjalani kehidupan yang lebih penuh perasaan. Psikoterapi mungkin diarahkan pada salah satu atau semua ciri dari fungsi psikologus ini.


d. Tingkah Laku Abnormal, Memecahkan Masalah dan Pertumbuhan Pribadi
Sekurang-kurangnya ada tiga kelompok klien yang dibantu oleh psikoterapi. Kelompok pertama adalah orang-orang yang mengalami masalah-masalah tingkah laku yang abnormal, seperti gangguan suasana hati, gangguan penyesuaian diri, gangguan kecemasan atau skizofrenia. Untuk beberapa gangguan ini, terutama gangguan bipolar dan skizofrenia, terapi biologis umumnya memegang peranan utama dalam perawatan. Meskipun demikian, selian perawatan biologis, psikoterapi membantu pasien belajar tentang dirinya sendiri dan memperoleh keterampilan-keterampilan yang akan memudahkannya menanggulangi tantangan hidup dengan lebih baik. Kelompok kedua adalah orang-orang yang meminta bantuan untuk menangani hubungan-hubungan yang bermasalah atau menangani masalah-masalah pribadi yang tidak cukup berat dianggap abnormal, seperti perasaan malu atua binggung mengenai pilihan-pilihan karir. Kelompok ketiga adalah orang-orang yang mencari psikoterapi karena psikoterapi dianggap sebagai sarana untuk memperoleh pertumbuhan pribadi. Bagi mereka psikoterapi adalah sarana untuk penemuan diri dan peningkatan kesadaran yang akan membantu mereka untuk mencapai potensi yang penuh sebagaia manusia.
2.3.3        Tujuan Psikoterapi
1.      Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar
Tujuan ini biasanya dilakukan melalui terapi yang sifatnya direktif (memimpin) dan suportif (memberikan dukungan dan semangat). Persuasi (ajakan) dengan cara diberi nasehat sederhana sampai pada hypnosis (keadaan seperti tidur karena sugesti) digunakan untuk menolong orang bertindak dengan cara yang tepat.
2.      Mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk mengekspresikan perasaan yang mendalam
Fokus disini adalah adanya katarsis (penyucian diri yang membawa pembaruan rohani dan pelepasan dari ketegangan).

3.      Membantu klien mengembangkan potensinya.
Klien diharapkan dapat. Mengembangkan potensinya. Ia akan mampu melepaskan diri dari fiksasi (perasaan terikat atau terpusat pada sesuatu secara berlebihan) yang dialaminya. Klien akan menemukan bahwa dirinya mampu untuk berkembang ke arah yang lebih positif.
4.      Mengubah kebiasaan
Tugas terapis adalah menyiapkan situasi belajar baru yang dapat digunakan untuk mengganti kebiasaan-kebiasaan yang kurang adaptif.
5.      Mengubah struktur kognitif individu
Menggambarkan tentang dirinya sendiri maupun dunia sekitarnya. Masalah muncul biasanya terjadi kesenjangan antara struktur kognitif individu dengan kenyataan yang dihadapinya. Jadi, Struktur kognisi ( kegiatan atau proses untuk memperoleh pengetahuan) perlu diubah untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
6.      Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil keputusan dengan tepat.
7.      Meningkatkan pengetahuan diri atau insight (pencerahan).
8.      Meningkatkan hubungan antar pribadi
9.      Mengubah lingkungan social individu. Terutama terapi yang diperuntukan untuk anak-anak.
10.  Mengubah proses somatic (fisik)  supaya mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kesadaran tubuh
11.  Latihan fisik dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran individu. Seperti : Relaksasi untuk mengurangi kecemasan, yoga, senam, menari dll.
12.  Mengubah status kesadaran untuk mengembangkan kesadaran, control, dan kreativitas diri.
2.4              Perbandingan Nasehat, Konseling dan Psikoterapi
2.4.1        Persamaan Konseling dan Psikoterapi
Pada dasarnya tujuan-tujuan konseling dan psikoterapi adalah sama yaitu eksplorasi diri, pemahaman diri, dan perubahan tindakan atau perilaku, keduanya lazim pula mencoba menghilangkan tingkah laku merusak diri pada klien baik konseling maupun psikoterapi member penekanan pentingnya perkembangan pembuatan keputusan dan kerterampilan pembuatan rencana oleh klien. Pentingya saling hubungan antara klien dan konselor ataupun psikoterapis disepakati sebagai suatu bagian integral dalam proses konseling ataupun proses psikoterapi. Menurut Nelson-Jones (1982 persamaan psikoterapi dan konseling adalah keduanya dilakukan berdasarkan pada aplikasi dan prinsip psikologi, keduanya menggunakan berbagai model teoritik dan menekankan pada kebutuhan untuk: menilai klien sebagai pribadi, mendengarkan secara empatik, meningkatkan kapasitas untuk membantu diri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya.
2.4.2        Perbedaan Konseling dan Psikoterapi
Perbedaan
Konseling
Psikoterapi
Jenis Bantuan
Bantuan non material (bantuan  psikologis).
Bantuan psikis.
Pihak yang terlibat
1. Konselor.
2. Konseli.
1. Para ahli kejiwaan.
2.Individu yang mengalami gangguan  kejiwaan (kesehatan mentalnya terganggu).
Tujuan
1. Pemahamandiri.
2. Penerimaandiri.
3. Pengelolaandiri.
4.Mengoptimalkan potensi dan    kemampuan konseling.
5. Pemecahan masalah.
6. Aktualisasi diri.
7.Mengubah KEST (Kehidupan Efektif Sehari-hari Terganggu) menjadi KES
Menyembuhkan atau menghilangkan gangguan kejiwaan yang diderita oleh pasien.

Proses

1. Wawancara konseling sebagai alat utama.
2. Berkelanjutan.
3. Normatif.

1.Menggunakan obat penenang.
2.Berkelanjutan hingga gangguan kejiwaan hilang.
Tahapan
1. Membina hubungan baik (rapport).
2. Explorasimasalah.
3. Merumuskantujuan.
4. Merencanakanbantuan.
5. Evaluasi, tindaklanjut.
Mengikuti tahapan dokter spesialis gangguan kejiwaan.
Hasil (output)
1. Individu yang mandiri.
2.Mencapai KES (Kehidupan Efektif Sehari-hari).
3. Terpecahkannya suatu masalah yang dihadapi individu.
Gangguan kejiwaan yang diderita oleh pasien hilang (sembuh).
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perbandingan antara nasehat, konseling dan psikologi adalah:
a.      Nasehat: diberikan dari siapapun dan ditujukan kapada siapapun, biasanya nasehat diberikan tidak direncanakan waktu dan tempatnya, nasehat biasanya hanya berlangsung satu arah dimana seseorang memberikan masukan pada orang lain tanpa ada umpan balik secara langsung, tidak ada tahapan dalam pelaksanaannya.
b.      Konseling: diberikan oleh seorang konselor profesional , konseling mengangani permasalahan sehari-hari yang dialami oleh konseli (tidak berhubungan dengan keabnormalan seseorang), adanya kesepakatan pelaksanaan proses konseling diantara konselor dan konseli yang memerlukan bantuan, pelaksanaannya berlangsung dua arah dimana konseli dan konselor sama-sama aktif dalam rangka menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan yang diinginkan, pelaksanaannya pun diatur tidak secara spontan, konseling cenderung bersifat mencegah penyimpangan, terdapat tahapan dalam pelaksanaannya.
c.    Psikoterapi: diberikan oleh psikiater, cenderung menangani orang yang mengalami gangguan pada jiwa nya (abnormal), psikoterapi cenderung bersifat menyembuhkan, terdapat tahapan-tahapan dalam pelaksanaannya.
















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa :
·         Nasihat merupakan suatu didikan dan peringatan yang diberikan berdasarkan kebenaran dengan maksud untuk menegur dan membangun seseorang dengan tujuan  yang baik.
·         Konseling merupakan proses pemberian bantuan (non material) yang diberikan oleh seorang yang profesional kepada orang lain dalam mencapai pemahamanya, membuat keputusan, dan pemecahan masalah.
·         Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara klien dan terapis yang menggunakan prinsip-psinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan klien supaya membantu klien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu.
·         Perbandingan antara nasehat, konseling dan psikologi adalah:
Nasehat: diberikan dari siapapun dan ditujukan kapada siapapun, biasanya nasehat diberikan tidak direncanakan waktu dan tempatnya, nasehat biasanya hanya berlangsung satu arah dimana seseorang memberikan masukan pada orang lain tanpa ada umpan balik secara langsung, tidak ada tahapan dalam pelaksanaannya.
Konseling: diberikan oleh seorang konselor profesional , konseling mengangani permasalahan sehari-hari yang dialami oleh konseli (tidak berhubungan dengan keabnormalan seseorang), adanya kesepakatan pelaksanaan proses konseling diantara konselor dan konseli yang memerlukan bantuan, pelaksanaannya berlangsung dua arah dimana konseli dan konselor sama-sama aktif dalam rangka menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan yang diinginkan, pelaksanaannya pun diatur tidak secara spontan, konseling cenderung bersifat mencegah penyimpangan, terdapat tahapan dalam pelaksanaannya.
Psikoterapi: diberikan oleh psikiater, cenderung menangani orang yang mengalami gangguan pada jiwa nya (abnormal), psikoterapi cenderung bersifat menyembuhkan, terdapat tahapan-tahapan dalam pelaksanaannya.




























Daftar Pustaka
Mappiare,Andi. 2006. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT.       RAJAGRAVINDO PERSADA
Latipun. 2003. Psikologo Konseling. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar dengan Menggunakan Bahasa yang Sopan ya guys
Terimakasih :D