PERBANDINGAN
NASIHAT, KONSELING, DAN
PSIKOTERAPI
Makalah
Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah
Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling
oleh
1. Afridatuz
Zahro (1301413052)
2. Dwi
Astuti (1301413077)
3. Muh
Zuhrul Anam (1301413087)
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada zaman yang semakin berkembang ini, sering menghadapkan
individu kepada persoalan-persoalan rumit dan sukar untuk dipecahkan. Seorang
individu dalam proses perkembangannya akan melewati tahap-tahap baik itu dari
ukuran fisik atau non-fisik. Masa melewati tahap-tahap ini terkadang menjadi
sebuah problem untuk sebagian individu. Oleh karenanya mereka membutuhkan
bantuan agar dapat lebih memahami dan memecahkan problem tersebut. Maka muncul
sebuah solusi berupa pemberian nasihat, konseling dan apabila suatu problem
tersebut sudah dianggap abnormal atau seorang individu dalam keabnormalan maka
perlu adanya psikoterapi yang kemudian akan sedikit memberikan bantuan berupa
pemberian informasi-informasi kepada individu yang mengalami problem-problem
tersebut.
Pada solusi-solusi tersebut sering terjadi
kesalahpahaman dalam memahaminya, misalnya bisa diambil salah satu masalah, konseling merupakan suatu hubungan yang bersifat membantu,
yaitu interaksi antara konselor dan konseli yang merupakan suatu kondisi yang
membuat konseli terbantu dalam mencapai perubahan yang lebih baik. Bila
dicermati, pada hakekatnya konseling itu bersifat psikologis. Namun dalam
proses atau impelementasinya terdapat kesalahan atau kerancauan dalam memahami
antara konseling dan psikoterapi (psikologi). Baik itu dalam proses maupun
pendekatan Tidak hanya itu, konseling dan nasihatpun juga
sering kali disama artikan. Oleh karena itu kita akan lebih membahas mengenai
perbandingan antara konseling,nasihat dan psikoterapi.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksut dengan nasihat, konseling dan
psikoterapi?
2. Bagaimana perbandingan antara nasihat,
konseling, dan psikoterapi?
C. Tujuan penulisan
Dari
rumusan masalah diatas,maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui pengertian dari nasihat, konseling, dan
psikoterapi
2. Mengetahui
perbandingan antara nasihat, konseling, dan psikoterapi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Nasehat
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia Nasehat
berarti ajaran atau pelajaran baik; anjuran (petunjuk, peringatan, teguran)
yang baik. Nasihat merupakan suatu didikan dan peringatan
yang diberikan berdasarkan kebenaran dengan maksud untuk menegur dan membangun seseorang dengan tujuan yang baik. Nasehat selalu bersifat mendidik.
Namun didalam
realitanya sebuah nasehat sering bersif atrelatif, bergantung standar yang
digunakan oleh penasehat. Nasehat harus berdasarkan kebenaran, tetapi standar kebenaran menurut setiap
orang tidaklah sama. Kebenaran menurut
seorang kriminil, berbeda dengan kebenaran menurut pejabat. Kebenaran menurut
seorang debtcollector berbeda dengan kebenaran menurut kaum agamis. Kebenaran
menurut pendusta berbeda dengan kebenaran menurut kaum idealis. Kebenaran
menurut seorang dukun/occultis berbeda dengan kebenaran menurut hambaTuhan.
Pertimbangan tentang sifat relatifitas dari sebuah nasehat akan menuntun kita
untuk mempertimbangkan nilai dari nasehat.
beberapa parameter yang penting
berkaitan dengan nilai dari sebuah nasihat :
1.
Standar yang digunakan oleh orang-orang yang memberikan nasehat. Standar kebenaran yang dimiliki oleh orang yang memberikan nasehat dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a)
Standar Kebenaran Umum
Artinya kebenaran ini dapat diterima
oleh hampir sebagian besar masyarakat. Standar ini bersifat universal.
b)
StandarKebenaranKhusus
Artinya kebenaran ini dapat diterima oleh orang-orang dalam
golongan atau kelompok tertentu saja. Contoh : sebagai orang Islam percaya dan
berpedoman pada Al-Qur’an
2.
Integritas dari pribadi yang memberikan nasehat
Hal ini berkaitan dengan Integritas dari orang yang memberikan nasihat.
Banyak orang yang memberikan nasehat tanpa memiliki integritas pribadi yang
baik. Contoh : Orang
tua yang berkeluh kesah tentang nilai disekolah dari anaknya tidak berkembang,
lalu dia memberikan berbagai macam
hikmat dan nasehat kepada si
anak, namun setelah
diselidiki ternyata setiap jam belajar si orang tua dan si anak ternyata
bersama-sama nonton sinetron.
3. Kompetensi dari pribadi yang memberikan nasehat
Kompetensi
dari seseorang memberikan gambaran tentang keahlian yang dimiliki oleh orang
tersebut.
Merupakan hal yang tidak wajar apabila seorang ahli pembuat roti
memberikan nasehat kepada seorang pakar matematika tentang bagaimana cara
menurunkan teori-teori matematika. Hal ini sama tidak wajarnya bila seorang
dukun memberikan nasehat kepada para ahli fisika tentang riset terbaru dibidang
fisika. Nasehat harus diberikan oleh orang yang berkompeten dibidangnya,
apabila nasehat tersebut bukan merupakan kompetensinya, seharusnya nasihat
tidak perlu untuk diberikan.
2.2
Konseling
Seperti yang
telah kita pelajari dulu mengenai konseling yang mana definisi dari konseling
yakni hubungan antara konselor yang sudah ahli dalam bidangnya dan konseli
secara profesional untuk memberikan bantuan kepada klien (konseli) secara
langsung (tatap muka) dengan mewawancarai klien yang sedang mengalami gangguan
masalah hidup, agar klien dapat hidup lebih baik dan berkualitas.
2.2.1
Definisi konseling menurut para ahli
a. Carl Roger : konseling merupakan hubungan
terapi denagan klien yang bertujuan untuk melakukan perubahan self
(diri) pada pihak klien.
b. Cormier : Cormier lebih memberikan
penekanan pada fungsi pihak-pihak yang terlibat. Cormier menegaskan bahwa
konselor adalah tenaga terlatih yang berkemauan untuk membantu klien
c. Pietrofesa : konseling adalah proses
melibatkan seseorang profesional berusaha membantu orang lain dalam mencapai
pemahaman dirinya (self-understanding),
membuat keputusan dan pemecahan masalah.
Dari definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa
konseling merupakan proses pemberian bantuan (non material) yang diberikan oleh
seorang yang profesional kepada orang lain dalam mencapai pemahamanya, membuat
keputusan, dan pemecahan masalah. Diman proses konseling dilakukan secara
sitematis dan berkesinambungan dengan memperhatikan unsur normatif dan
pedagogis.
2.2.2
Ciri-ciri Pokok Konseling:
1. Konseling
menuntut dilaksanakannya oleh seorang konselor yang professional, kompeten
dalam menangani konflik-konflik, kecemasan-kecemasanatau masalah yang berkaitan
dengan keputusan-keputusan pribadi, sosial, karier dan pendidikan serta
cirri-ciri pribadi yang akan memungkinkannya memahani proses-proses psikologi
dan dinamika perilaku pada diri klien dan konselor, maupun hubungan antar
keduanya.
2. Konseling
melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dengan jalan
mengadakan komunikasi langsung maupun tidak langsung mengemukakan dan
memperhatikan dengan seksama isi pembicaraan, gerakan-gerakan isyarat,
pandangan mata dan gerakan-gerakan lain dengan maksud meningkatkan pemahaman
kedua belah pihak yang terlibat dalam interaksi itu.
3. Model
interaksi dalam konseling tidak terbatas dalam dimensi verbal saja tetapi juga telah dikembangkan
model interaksi konseling non verbal.
4. Interaksi
antar konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relative lama dan terarah
pada pencapaian tujuan.
5. Tujuan
dari proses konseling adalah terjadinya perubahan pada tingkah laku klien.
6. Konseling
merupakan proses yang dinamis.
7. Konseling
didasari atas penerimaan konselor secara wajar tentang diri klien.
2.3
Psikoterapi
2.3.1
Pengertian Psikoterapi
Pada awalnya kata
“psikoterapi” berasal dari dua kata, yaitu “psiko” dan “terapi”. Psiko artinya
kejiwaan atau mental dan “terapi” adalah penyembuhan atau usaha. Jadi dapat
dikatakan bahwa psikoterapi dapat disebut Penyembuhan jiwa atau Penyembuhan
(usaha) mental. Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara klien dan
terapis yang menggunakan prinsip-psinsip psikologis untuk membantu menghasilkan
perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan klien supaya membantu klien
mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau
berkembang sebagai seorang individu.
2.3.2 Ciri-ciri
Psikoterapi
Ciri-ciri
dari defenisi mengenai psikoterapi ini, seperti penjelasan dibawah ini a. Interaksi Sistematis
Psikoterapi adalah
suatu proses yang menggunakan suata interaksi antara klien dan terapis. Kata sistematis
di sisni berarti terapis menyusun interaksi-interaksi dengan suatu rencana dan
tujuan khusus yang menggambarkan segi pandang teoritis terapis.
b. Prinsip-prinsip
Psikologis
Psikoterapis
menggunakan prinsip-prinsip penelitian dan teori-teori psikologis serta
menyusun interaksi teraupetik.
c. Tingkah Laku, Pikiran dan Perasaan
Psikoterapi
memusatkan perhatian untuk membantu pasien mengadakan perubahan-perubahan
behaviral, kognitif dan emosional. Serta membantunya supaya menjalani kehidupan
yang lebih penuh perasaan. Psikoterapi mungkin diarahkan pada salah satu atau
semua ciri dari fungsi psikologus ini.
d. Tingkah
Laku Abnormal, Memecahkan Masalah dan Pertumbuhan Pribadi
Sekurang-kurangnya ada
tiga kelompok klien yang dibantu oleh psikoterapi. Kelompok pertama
adalah orang-orang yang mengalami masalah-masalah tingkah laku yang abnormal,
seperti gangguan suasana hati, gangguan penyesuaian diri, gangguan kecemasan
atau skizofrenia. Untuk beberapa gangguan ini, terutama gangguan bipolar dan
skizofrenia, terapi biologis umumnya memegang peranan utama dalam perawatan.
Meskipun demikian, selian perawatan biologis, psikoterapi membantu pasien
belajar tentang dirinya sendiri dan memperoleh keterampilan-keterampilan yang
akan memudahkannya menanggulangi tantangan hidup dengan lebih baik. Kelompok
kedua adalah orang-orang yang meminta bantuan untuk menangani
hubungan-hubungan yang bermasalah atau menangani masalah-masalah pribadi yang
tidak cukup berat dianggap abnormal, seperti perasaan malu atua binggung
mengenai pilihan-pilihan karir. Kelompok ketiga adalah orang-orang yang
mencari psikoterapi karena psikoterapi dianggap sebagai sarana untuk memperoleh
pertumbuhan pribadi. Bagi mereka psikoterapi adalah sarana untuk penemuan diri
dan peningkatan kesadaran yang akan membantu mereka untuk mencapai potensi yang
penuh sebagaia manusia.
2.3.3
Tujuan Psikoterapi
1. Memperkuat motivasi untuk melakukan
hal-hal yang benar
Tujuan ini biasanya dilakukan melalui terapi yang
sifatnya direktif (memimpin) dan suportif (memberikan dukungan dan semangat).
Persuasi (ajakan) dengan cara diberi nasehat sederhana sampai pada hypnosis
(keadaan seperti tidur karena sugesti) digunakan untuk menolong orang bertindak
dengan cara yang tepat.
2. Mengurangi tekanan emosi melalui
kesempatan untuk mengekspresikan perasaan yang mendalam
Fokus disini adalah adanya katarsis (penyucian
diri yang membawa pembaruan rohani dan pelepasan dari ketegangan).
3. Membantu klien mengembangkan potensinya.
Klien diharapkan dapat. Mengembangkan potensinya. Ia akan mampu melepaskan diri dari fiksasi
(perasaan terikat atau terpusat pada sesuatu secara berlebihan) yang
dialaminya. Klien akan menemukan bahwa dirinya mampu untuk berkembang ke arah
yang lebih positif.
4. Mengubah kebiasaan
Tugas terapis adalah menyiapkan situasi belajar
baru yang dapat digunakan untuk mengganti kebiasaan-kebiasaan yang kurang
adaptif.
5. Mengubah struktur kognitif individu
Menggambarkan tentang dirinya sendiri maupun dunia
sekitarnya. Masalah muncul biasanya terjadi kesenjangan antara struktur
kognitif individu dengan kenyataan yang dihadapinya. Jadi, Struktur kognisi (
kegiatan atau proses untuk memperoleh pengetahuan) perlu diubah untuk
menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
6. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas
untuk mengambil keputusan dengan tepat.
7. Meningkatkan pengetahuan diri atau insight
(pencerahan).
8. Meningkatkan hubungan antar pribadi
9. Mengubah lingkungan social individu.
Terutama terapi yang diperuntukan untuk anak-anak.
10. Mengubah proses somatic (fisik) supaya mengurangi rasa sakit dan meningkatkan
kesadaran tubuh
11. Latihan fisik dapat dilakukan untuk
meningkatkan kesadaran individu. Seperti : Relaksasi untuk mengurangi
kecemasan, yoga, senam, menari dll.
12. Mengubah status kesadaran untuk
mengembangkan kesadaran, control, dan kreativitas diri.
2.4
Perbandingan
Nasehat, Konseling dan Psikoterapi
2.4.1
Persamaan
Konseling dan Psikoterapi
Pada dasarnya tujuan-tujuan
konseling dan psikoterapi adalah sama yaitu eksplorasi diri, pemahaman diri,
dan perubahan tindakan atau perilaku, keduanya lazim pula mencoba menghilangkan
tingkah laku merusak diri pada klien baik konseling maupun psikoterapi member
penekanan pentingnya perkembangan pembuatan keputusan dan kerterampilan
pembuatan rencana oleh klien. Pentingya saling hubungan antara klien dan
konselor ataupun psikoterapis disepakati sebagai suatu bagian integral dalam
proses konseling ataupun proses psikoterapi. Menurut Nelson-Jones (1982
persamaan psikoterapi dan konseling adalah keduanya dilakukan berdasarkan pada
aplikasi dan prinsip psikologi, keduanya menggunakan berbagai model teoritik
dan menekankan pada kebutuhan untuk: menilai klien sebagai pribadi,
mendengarkan secara empatik, meningkatkan kapasitas untuk membantu diri sendiri
dan bertanggung jawab atas dirinya.
2.4.2
Perbedaan
Konseling dan Psikoterapi
Perbedaan
|
Konseling
|
Psikoterapi
|
Jenis Bantuan
|
Bantuan non
material (bantuan psikologis).
|
Bantuan psikis.
|
Pihak yang
terlibat
|
1. Konselor.
2. Konseli.
|
1. Para ahli kejiwaan.
2.Individu yang
mengalami gangguan kejiwaan (kesehatan
mentalnya terganggu).
|
Tujuan
|
1. Pemahamandiri.
2. Penerimaandiri.
3. Pengelolaandiri.
4.Mengoptimalkan potensi dan kemampuan konseling.
5. Pemecahan masalah.
6. Aktualisasi diri.
7.Mengubah KEST (Kehidupan Efektif Sehari-hari
Terganggu) menjadi KES
|
Menyembuhkan atau
menghilangkan gangguan kejiwaan yang diderita oleh pasien.
|
Proses
|
1. Wawancara konseling
sebagai alat utama.
2.
Berkelanjutan.
3. Normatif.
|
1.Menggunakan obat
penenang.
2.Berkelanjutan
hingga gangguan kejiwaan hilang.
|
Tahapan
|
1. Membina hubungan
baik (rapport).
2.
Explorasimasalah.
3.
Merumuskantujuan.
4.
Merencanakanbantuan.
5. Evaluasi,
tindaklanjut.
|
Mengikuti tahapan
dokter spesialis gangguan kejiwaan.
|
Hasil (output)
|
1. Individu yang
mandiri.
2.Mencapai KES
(Kehidupan Efektif Sehari-hari).
3.
Terpecahkannya suatu masalah yang dihadapi individu.
|
Gangguan kejiwaan
yang diderita oleh pasien hilang (sembuh).
|
Dari penjelasan
diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perbandingan antara nasehat, konseling
dan psikologi adalah:
a. Nasehat:
diberikan dari siapapun dan ditujukan kapada siapapun, biasanya nasehat
diberikan tidak direncanakan waktu dan tempatnya, nasehat biasanya hanya
berlangsung satu arah dimana seseorang memberikan masukan pada orang lain tanpa
ada umpan balik secara langsung, tidak ada tahapan dalam pelaksanaannya.
b.
Konseling:
diberikan oleh seorang konselor profesional , konseling mengangani permasalahan
sehari-hari yang dialami oleh konseli (tidak berhubungan dengan keabnormalan
seseorang), adanya kesepakatan pelaksanaan proses konseling diantara konselor
dan konseli yang memerlukan bantuan, pelaksanaannya berlangsung dua arah dimana
konseli dan konselor sama-sama aktif dalam rangka menyelesaikan masalah dan
mencapai tujuan yang diinginkan, pelaksanaannya pun diatur tidak secara
spontan, konseling cenderung bersifat mencegah penyimpangan, terdapat tahapan
dalam pelaksanaannya.
c.
Psikoterapi:
diberikan oleh psikiater, cenderung menangani orang yang mengalami gangguan
pada jiwa nya (abnormal), psikoterapi cenderung bersifat menyembuhkan, terdapat
tahapan-tahapan dalam pelaksanaannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa :
·
Nasihat merupakan suatu didikan dan peringatan
yang diberikan berdasarkan kebenaran dengan maksud untuk menegur dan membangun seseorang dengan tujuan yang baik.
·
Konseling
merupakan proses pemberian bantuan (non material) yang diberikan oleh seorang
yang profesional kepada orang lain dalam mencapai pemahamanya, membuat
keputusan, dan pemecahan masalah.
·
Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis
antara klien dan terapis yang menggunakan prinsip-psinsip psikologis untuk
membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan klien
supaya membantu klien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan
masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu.
·
Perbandingan antara nasehat, konseling dan
psikologi adalah:
Nasehat:
diberikan dari siapapun dan ditujukan kapada siapapun, biasanya nasehat
diberikan tidak direncanakan waktu dan tempatnya, nasehat biasanya hanya
berlangsung satu arah dimana seseorang memberikan masukan pada orang lain tanpa
ada umpan balik secara langsung, tidak ada tahapan dalam pelaksanaannya.
Konseling:
diberikan oleh seorang konselor profesional , konseling mengangani permasalahan
sehari-hari yang dialami oleh konseli (tidak berhubungan dengan keabnormalan
seseorang), adanya kesepakatan pelaksanaan proses konseling diantara konselor
dan konseli yang memerlukan bantuan, pelaksanaannya berlangsung dua arah dimana
konseli dan konselor sama-sama aktif dalam rangka menyelesaikan masalah dan
mencapai tujuan yang diinginkan, pelaksanaannya pun diatur tidak secara
spontan, konseling cenderung bersifat mencegah penyimpangan, terdapat tahapan
dalam pelaksanaannya.
Psikoterapi:
diberikan oleh psikiater, cenderung menangani orang yang mengalami gangguan
pada jiwa nya (abnormal), psikoterapi cenderung bersifat menyembuhkan, terdapat
tahapan-tahapan dalam pelaksanaannya.
Daftar Pustaka
Mappiare,Andi.
2006. Pengantar Konseling dan Psikoterapi.
Jakarta: PT. RAJAGRAVINDO
PERSADA
Latipun. 2003. Psikologo Konseling. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar dengan Menggunakan Bahasa yang Sopan ya guys
Terimakasih :D